Selasa, 30 Desember 2008

PROFIL POTENSI DESA SUMBERAGUNG

Gunung Cilik (Tempat berdirinya masjid kunomasjid tiban” by; katon bjd)


Konon didirikannya tempat pertemuan di Gunung Cilik adalah berfungsi sebagai tempat sarasehan, namun lama-kelamaan banyak didatangi warga masyarakat, dengan maksud ingin mendengarkan wejangan yang diberikan ketiga bangsawan tersebut. Wejangan tersebut sementara bagi sebagian tokoh masyarakat disimpulkan sebagai sebuah bentuk syiar Agama Islam, namun ada juga yang pendapat lain mengingat ketiga bangsawan yang telah kami sebutkan diawal penulisan berasal dari Majapahit. Dari aktivitas masyarakat inilah muncul kalimat “PAKEM” yang berarti pedoman. Namun dari kenyataan dan bukti yang ada tempat tersebut adalah sebuah masjid. Keberadaan masjid diperkirakan masih berfungsi hingga akhir abad ke 16, karena pada pertengahan abad 17 masjid sudah berdiri dan masyarakat Pakem memberi nama Masjid Gunung Cilik karena letaknya berada di atas bukit kecil ditengah dusun. Pada saat Modin/Penghulu dijabat oleh Kyai Jayaniman, beliau adalah modin ke-2 dari 6 generasi pejabat modin yang ada di Sumberagung masjid tersebut masih difungsikan, namun pada waktu Kyai Imam Kanapi yang menjabat sebagai Penghulu (generasi ke-3), bangunan sudah kondisinya telah rapuh dan tidak dipergunakan. Kala itu muncul gagasan dari para tokoh masyarakat untuk memindahkan kerangka masjid Gunung Cilik ke Pracimantoro, karena diyakini kerangka masjid Gunung Cilik bertuah. Konon cerita saat dipindahkan terjadi satu keanehan, beberapa kerangka bangunan yang akan dipindahkan tidak dapat diangkat dari tempatnya dan ada beberapa orang yang menderita sakit, karena kejadian tersebut rencana pemindahan dibatalkan. Selanjutnya kerangka masjid tersebut ditimbun dipinggir pekarangan Kyai Imam Kanapi. Sampai sekarang lokasi penimbunan kerangka masjid tersebut masih ada dan sudah tertimbun tanah. Selain itu di lokasi masjid tersebut ditemukan sebuah Kitab Al Qur’an dan sebuah Kitab Kuning yang terbuat dari kulit kayu. Kedua kitab tersebut sampai sekarang masih dalam keadaan baik dan disimpan di Masjid Al Muttaqin Dusun Pakem.





1 komentar:

  1. Mas Katon, ayo kita jadikan Dusun kita sebagai "Dusun Tujuan Wisata". Tentunya kita harus berbenah diri,mempromosikan dan siap menerima tamu. OK?

    BalasHapus